Sabtu, 20 Oktober 2018

REAKSI PEMBENTUKAN CINCIN KARBONIL


REAKSI PEMBENTUKAN CINCIN KARBONIL


Dalam reaksi pembentukan cincin pada senyawa karbonil, salah satunya dikenal reaksi Diels-Alder.


Reaksi di atas dianamakan reaksi sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam satu tahap dan merupakan metode umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi ini, 2 reaktan bereaksi bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana dua ikatan C-C baru terbentuk dalam waktu yang sama.
Reaksi ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.
Reaksi Diels-Alder
            Reaksi Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofil.

Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil

Pada reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk endo. Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron dan dienofil terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru terbentuk. Dalam praktek, produk endo umumnya lebih dominan karena merupakan produk kinetik, sementara produk ekso yang lebih stabil merupakan produk termodinamik.

PERMASALAHAN: 
1. Bagaimana peranan dari gugus penarik dalam reaksi Diels-alder sehingga bisa membuat reaksi mudah berlangsung?

2. Bagaimana mekanisme reaksi trans dienofil akan memberikan produk trans nya pada reaksi Diels-alder tersebut?


16 komentar:

  1. No 1 Reaksi di atas dianamakan reaksi sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam satu tahap dan merupakan metode umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi ini, 2 reaktan bereaksi bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana dua ikatan C-C baru terbentuk dalam waktu yang sama.
    Reaksi ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
    Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.
    Reaksi Diels-Alder
    Reaksi Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Reaksi Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofil.


      Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil


      Pada reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk endo. Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron dan dienofil terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru terbentuk. Dalam praktek, produk endo umumnya lebih dominan karena merupakan produk kinetik, sementara produk ekso yang lebih stabil merupakan produk termodinamik

      Hapus
  2. No 2
    Dalam reaksi permintaan normal (normal demand) Diels-Alder, dienofil memiliki gugus penarik elektron dalam konjugasi dengan alkena; Dalam skenario permintaan invers (inverse demand), dienofil dikonjugasikan dengan gugus pendonor elektron. Dienofil dapat dipilih untuk mengandung "fungsi menopeng". Dienofil mengalami reaksi Diels-Alder dengan diena yang memperkenalkan fungsionalitas semacam itu pada molekul produk. Serangkaian reaksi kemudian diikuti untuk mengubah fungsionalitas menjadi gugus yang diinginkan. Produk akhir tidak dapat dilakukan dalam satu langkah DA karena ekuivalen dienofil sama tidak reaktif atau tidak dapat diakses. Contoh dari pendekatan tersebut adalah penggunaan α-kloroakrilonitril (CH2=CClCN). Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk. Ini adalah "fungsi menopeng" yang kemudian dapat dihidrolisis untuk membentuk keton. Dienofil α-kloroakrilonitril setara dengan dienofil ketena (CH2=C=O), yang akan menghasilkan produk yang sama dalam satu langkah DA. Masalahnya adalah bahwa ketena itu sendiri tidak dapat digunakan dalam reaksi Diels-Alder karena bereaksi dengan diena dengan cara yang tidak diinginkan (oleh sikloadisi [2+2]), dan oleh karena itu "fungsi menopeng" harus digunakan. Fungsi lainnya adalah substituen fosfonium (menghasilkan ikatan rangkap eksosiklik setelah reaksi Wittig), berbagai fungsional sulfoksida dan sulfonil (keduanya setara dengan asetilena), dan gugus nitro (setara ketena).

    BalasHapus
  3. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan yang nomor 1 yaitu Reaksi Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofil. Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil. Pada reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk endo.

    BalasHapus
  4. saya akan menjawab permaslahan no 1. reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.


    Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.

    Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.

    BalasHapus
  5. Baiklah saya akan menjawab permsalaan no 1 :
    Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.
    Reaksi Diels-Alder
    Reaksi Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofi.

    BalasHapus
  6. Saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama.
    ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.

    BalasHapus
  7. No 2
    Dalam reaksi permintaan normal (normal demand) Diels-Alder, dienofil memiliki gugus penarik elektron dalam konjugasi dengan alkena; Dalam skenario permintaan invers (inverse demand), dienofil dikonjugasikan dengan gugus pendonor elektron. Dienofil dapat dipilih untuk mengandung "fungsi menopeng". Dienofil mengalami reaksi Diels-Alder dengan diena yang memperkenalkan fungsionalitas semacam itu pada molekul produk. Serangkaian reaksi kemudian diikuti untuk mengubah fungsionalitas menjadi gugus yang diinginkan. Produk akhir tidak dapat dilakukan dalam satu langkah DA karena ekuivalen dienofil sama tidak reaktif atau tidak dapat diakses. Contoh dari pendekatan tersebut adalah penggunaan α-kloroakrilonitril (CH2=CClCN). Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk

    BalasHapus
  8. Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil


    Pada reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk endo. Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron dan dienofil terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru terbentuk.

    BalasHapus
  9. Saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama.
    ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.

    BalasHapus
  10. No 1
    Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron.

    BalasHapus
  11. 2
    Dienofil mengalami reaksi Diels-Alder dengan diena yang memperkenalkan fungsionalitas semacam itu pada molekul produk. Serangkaian reaksi kemudian diikuti untuk mengubah fungsionalitas menjadi gugus yang diinginkan. Produk akhir tidak dapat dilakukan dalam satu langkah DA karena ekuivalen dienofil sama tidak reaktif atau tidak dapat diakses. Contoh dari pendekatan tersebut adalah penggunaan α-kloroakrilonitril (CH2=CClCN). Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk. Ini adalah "fungsi menopeng" yang kemudian dapat dihidrolisis untuk membentuk keton.

    BalasHapus
  12. Saya akan menjawab permasalahan no 2.
    Dienofil dapat dipilih untuk mengandung "fungsi menopeng". Dienofil mengalami reaksi Diels-Alder dengan diena yang memperkenalkan fungsionalitas semacam itu pada molekul produk. Serangkaian reaksi kemudian diikuti untuk mengubah fungsionalitas menjadi gugus yang diinginkan. Produk akhir tidak dapat dilakukan dalam satu langkah DA karena ekuivalen dienofil sama tidak reaktif atau tidak dapat diakses. Contoh dari pendekatan tersebut adalah penggunaan α-kloroakrilonitril (CH2=CClCN). Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk. Ini adalah "fungsi menopeng" yang kemudian dapat dihidrolisis untuk membentuk keton. Dienofil α-kloroakrilonitril setara dengan dienofil ketena (CH2=C=O), yang akan menghasilkan produk yang sama dalam satu langkah DA. Masalahnya adalah bahwa ketena itu sendiri tidak dapat digunakan dalam reaksi Diels-Alder karena bereaksi dengan diena dengan cara yang tidak diinginkan (oleh sikloadisi [2+2]), dan oleh karena itu "fungsi menopeng" harus digunakan.

    BalasHapus
  13. Produk akhir tidak dapat dilakukan dalam satu langkah DA karena ekuivalen dienofil sama tidak reaktif atau tidak dapat diakses. Contoh dari pendekatan tersebut adalah penggunaan α-kloroakrilonitril (CH2=CClCN). Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk. Ini adalah "fungsi menopeng" yang kemudian dapat dihidrolisis untuk membentuk keton. Dienofil α-kloroakrilonitril setara dengan dienofil ketena (CH2=C=O), yang akan menghasilkan produk yang sama dalam satu langkah DA. Masalahnya adalah bahwa ketena itu sendiri tidak dapat digunakan dalam reaksi Diels-Alder karena bereaksi dengan diena dengan cara yang tidak diinginkan (oleh sikloadisi [2+2]), dan oleh karena itu "fungsi menopeng" harus digunakan.

    BalasHapus
  14. saya akan menjawab permaslahan no 1. reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik,

    BalasHapus
  15. No 2 Bila direaksikan dengan diena, dienofil ini akan memperkenalkan fungsional α-kloronitril pada molekul produk. Ini adalah "fungsi menopeng" yang kemudian dapat dihidrolisis untuk membentuk keton. Dienofil α-kloroakrilonitril setara dengan dienofil ketena (CH2=C=O), yang akan menghasilkan produk yang sama dalam satu langkah DA. Masalahnya adalah bahwa ketena itu sendiri tidak dapat digunakan dalam reaksi Diels-Alder karena bereaksi dengan diena dengan cara yang tidak diinginkan (oleh sikloadisi [2+2]), dan oleh karena itu "fungsi menopeng"

    BalasHapus