Telah disebutkan sebelumnya bahwa senyawa karbon turunan alkana adalah senyawa karbon yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan atom atau gugus atom lain, yakni gugus fungsi. Pembahasan senyawa turunan alkana akan dikelompokkan berdasarkan keisomeran fungsinya, yaitu alkohol dan eter, aldehida dan keton, serta asam karboksilat dan ester. Disamping itu, juga akan dibahas senyawa haloalkana. Pembahasan senyawa turunan alkana ini akan meliputi rumus umum, tata nama, keisomeran, sifat-sifat, pembuatan, dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Alkohol,
eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester , dan haloalkana
merupakan isomer-isomer fungsi yang mempunyai rumus kimia sama, tetapi
dengan gugus fungsi yang berbeda.
Tabel 1.1 gugus fungsi dan jenis senyawa karbon turunan alkana
ALKOHOL dan ETER
Alkohol
dan eter merupakan isomer-isomer fungsi yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi gugus fungsi berbeda. Gugus fungsi pada alkohol adalah
gugus hidroksil –OH sedangkan pada eter adalah gugus alkoksi-OR’.
R-OH
Alkohol
|
R-O-R’
Eter
|
Alkohol
Alkohol
adalah senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksil –OH. Alcohol
turunan alkana disebut alkanol. Alkanol dapat dibedakan menjadi
monoalkohol (-ol) yang memiliki 1 gugus –OH, dan polialkohol dengan
lebih dari 1 gugus –OH. Polialkohol dengan 2 gugus –OH disebut dialkohol
(-diol) sedangkan dengan gugus 3 gugus –OH disebut trialkohol (-triol),
dan seterusnya.
1. Rumus Umum Alkohol (alkanol monoalkohol)
Alkanol
monoalkohol dapat dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada
alkana dengan gugus hidroksil (-OH). Simak beberapa contoh berikut.
Tabel 1.2 Contoh-contoh senyawa alkanol
Nama
|
Struktur
|
Rumus molekul
|
Metanol
|
CH3 – OH
|
CH3OH
|
Etanol
|
CH3 – CH2 - OH
|
C2H5OH
|
Propanol
|
CH3 – CH2 – CH2 - OH
|
C3 H7OH
|
butanol
|
CH3 – CH2 – CH2 - CH2 - OH
|
C4H9OH
|
Dari rumus molekul senyawa-senyawa diatas, jika n adalah jumlah atam C maka rumus umum alkana dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O
Rumus ini juga bisa ditulis sebagi R – OH dimana R adalah gugus alkil dengan rumus CnH2n +1 .
2. Struktur alkohol primer, skunder, dan tersier
Berdasarkan
jumlah atom C yang terikat pada atom C yang mengandung gugus OH (atom C
karbinol), maka alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, alkohol
skunder, alkohol tersier.
· Alkohol
primer adalah alkohol dimana gugus – OH terikat pada atom C primer,
yakni atom C yang mengikat satu atom C lainnya dan 2 atom H
· Alkohol
skunder adalah alkohol dimana gugus – OH terikat pada atom C skunder,
yakni atom C yang mengikat dua atom C lainnya dan 1 atom H
· Alkohol tersier adalah alkohol dimana gugus – OH terikat pada atom C tersier, yakni atom C yang mengikat tiga atom C lainnya.
Perbedaan struktur alkohol primer , skunder, dan tersier akan mempengaruhi bagaimana senyawa tersebut bereaksi.
3. Tata nama Alkohol
Ada dua tata nama alkohol, yakni tata nama IUPAC dan tata nama umum (trivial)
· Tata nama IUPAC
a. Pilih
rantai karbon tepanjang yang mengandung gugus – OH sebagi rantai induk.
Beri nama sesuai nama alkananya tetapi akhiran ‘a’ diganti ‘ol’.
b. Penomoran dilakukan sedemikian agar atom C yang mengikat gugus – OH mempunyai nomor serendah mungkin.
c. Jika terdapat cabang, beri nama sesuai tata nama alkana.
· Tata nama umum (trivial)
Pilih
rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH. Beri nama rantai
tersebut dengan nama alkil, yakni akhiran ‘ana’ pada alkana digantui
‘il’. Simak contoh berikut ini:
4. Keisomeran alkohol
Ada tiga jenis keisomeran yang terdapat alkohol, yakni keisomeran fungsi, keisomeran posisi, keisomeran optik.
· Keisomeran fungsi
Alkohol beisomer fungsi dengan eter, simak contoh berikut:
CH3 – CH2 – CH2 – OH
1-propanol
|
CH3 – O - CH2 – CH3
Metil etil eter
|
· keisomeran posisi
keisomeran posisi pada a;kohol disebabkan posisi gugus fungsi – OH yang berbeda pada rantai karbon terpanjangnya.
Tabel 1.3 contoh keisomeran posisi pada alkohol
· keisomeran optik
keisomeran optik terbentuk jika senyawa mempunyai atom C asimetrik, yakni atom yang terikat dengan 4 atom atau gugus atom yang berbeda. Simak keisomeran optik pada senyawa 2 – butanol berikut:
5. Sifat-sifat alkohol
Ada dua sifat-sifat alkohol yang akan dibahas, yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat fisis alkohol
Sifat fisis zat terkait dengan ikatan atau gaya antar molekul zat dalam senyawa. Terdapat dua ikatan atau gaya antar molekul pada senyawa alkohol yaitu ikatan hidrogen dan gaya London. Ikatan hidrogen terbentuk antara gugus – OH dari alkohol dengan molekul-molekul alkohol yang berdekatan. Sedangkan gaya London,
seperti yang telah dipelajari, berlaku pada semua ikatan antar molekul, baik polar maupun non polar.
Ikatan
hidrogen lebih berperan pada rantai pendek. Hal ini dapat dipahami
dengan membandingkan titik didih alkohol dengan alkana yang tidak
memiliki ikatan hidrogen. Terlihat pada tabel bahwa titk didih etanol
dan metanol jauh lebih tinggi dibandingkan metana dan etana. Akan
tetapi, dengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya London menjadi lebih berperan disbanding ikatan hidrogen. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari metanol ke 1 – propanol.
Perbandinagan sifat-sifat fisika alkohol primer, skunder, dan tersier
Posisi
gugus – OH pada senyawa alkohol juga turut berperan dalam mempengaruhi
kekuatan ikatan hidrogen. Hal ini dapat dipahami dengan membandingkan
sifat fisis alohol primer, skunder, dan tersier dari isomer-isomer
butanol berikut.
Terlihat
bahwa titik didih alkohol primer lebih besar dibandingkan alkohol
skunder. Demikian pula, titik didih alkohol skunder lebih besar
dibandingkan titik didih alkohol tersier. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan kekuatan ikatan hidrogen yang terkait dengan posisi gugus- OH.
Pada alkohol primer gugus – OH berada lebih terbuka dan dapat dengan
mudah membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lainnya. Sebaliknya, pada
alkohol skunder dan tersier, gugus –OH diapit oleh atom-atom H
sehingga kekuatan gugus – OH untuk membentuk ikatan hidrogen dengan
atom-atom dari molekul lainnya akan berkurang.
Kelarutan alkohol
Alkohol
memiliki gugus – OH yang bersifat polar dan rantai alkil (R-) yang
bersifat non polar. Hal ini memungkinkan alkohol bercampur dengan
senyawa ion, senyawa kovalen polar, dan
senyawa
kovalen non polar. Namun, kelarutan alkohol dalam pelarut polar seperti
air berkurang dengan pertambahan panjang rantai karbon karena alkohol
semakin bersifat non polar. Bahkan alkohol dengan rantai karbon yang
sangat panjang tidak larut sama sekali dalam air.
Ingat!!!
kelarutan
alkohol dalam pelarut polar seperti air berkurang dengan pertambahan
panjang rantai karbon karena alkohol semakin bersifat non polar
· Sifat kimia alkohol
Alkohol
merupakan zat amfoter, yakni dapat bertindak sebagai asam (donor
proton) atau sebagai basa (akseptor proton). Sifat asam dan basa dari
alkohol yang relative sangat lemah ditunjukkan oleh reaksi berikut:
Jenis reaksi pada alkohol tidak hanya melibatkan gugus –OH nya yang
reaktif, tetapi juga kerangka karbonnya. Simak reaksi-reaksi alkohol
berikut:
Tabel 1.5 reaksi-reaksi alkohol
Reaksi identifikasi alkohol primer, skunder, tersier
Alkohol primer, skunder, tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator seperti K2Cr2O7 , ,KMnO4, dan O2 .
Dengan bantuan katalis atom O dari oksidator akan menyerang atom H yang
terikat ke atom C yang mengandung gugus –OH (atom C karbinol).
· Alkohol primer mudah teroksidasi membentuk aldehida, yang akan teroksidasi dengan cepat membentuk asam karboksilat.
· Alkohol skunder mudah teroksidasi membentuk keton
· Alkohol tersier tidak mudah teroksidasi karena tidak memiliki atom H yang terikat pada atom C karbinol.
Untuk jelasnya, simak reaksi identifikasi alkohol primer, skunder, tersier dengan oksidator K2Cr2O7.
6. Pembuatan alkohol
Berikut pembuatan dua senyawa alkohol, yakni metanol dan etanol.
a. pembuatan metanol (CH3OH)
Metanol
awalnya diperoleh dengan memanaskan kayu tanpa udara dalam proses
destilasi destruktif. Karenanya metanol juga disebut alkohol kayu.
Metanol dibuat dari gas alam metana (CH4) dengan tahapan:
· tahapan I : CH4 dipanaskan dengan uap air membentuk gas CO dan H2
H4 (g) + H2O (g) --> CO (g) + 3H2(g)
· tahapan II : CO dan H2 direaksikan untuk membentuk metanol (CH3OH)
O (g) + 2H2 (g) --> CH3OH(g)
b. pembuatan etanol (C2H5OH)
Etanol dapat diperoleh dari dua proses berikut:
· Proses fermentasi senyawa karbohidrat
Etanol
dapat dibuat dari senyawa karbohidrat, yakni polisakarida (amilum),
melalui proses fermentasi dengan bantuan enzim dalam ragi. Tahapan
proses:


amilase
C6H10O5)n + n H2O ----> nC6H12O6
amilum glukosa

zimase
C6H12O6 ------> 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa etanol
Proses fermentasi hanya menghasilkan etanol dengan kadar 12-15%.
Karena pada kadar tersebut, bakteri ragi akan mati. Untuk mendapatkan
kadar etanol dengan kadar sampai ~96%, maka diperlukan penyulingan.
Sedangkan untuk kadar ~100%, alcohol 96% dapat dipanaskan dengan CaO
yang berfungsi untuk mengikat air dalam larutan ~96% alkohol tersebut.
· Proses hidrasi etena
Pembuatan etanol melalui proses hidrasi etena (C2H4), yang berasal dari minyak bumi, berlangsung pada suhu ~3000C dengan batuan katalis H2SO4 atau H3PO4 pekat.
Katalis, 3000C
C2H4 (g) + H2O (g) -------> C2H5OH (g)
7. kegunaan alkohol dalam kehidupan sehari-hari
Berikut kegunaan dan dampak alkohol dari dua senyawa alkohol yang penting, yaitu metanol dan etanol.
Table 1.5 kegunaan alkohol

8.
Polialkohol
Polialkohol adalah senyawa alkohol
yang mempunyai lebih dari satu gugus –OH. Dua jenis polialkohol adalah dialkohol (-diol) yang memiliki 2 gugus –OH dan trialokohol (-triol) dengan 3 gugus –OH. Keberadaan
lebih dari satu gugus –OH menyebabkan peningkatan kekuatan ikatan hidrogen
antar molekul polialkohol. Hal ini menunjukkan dari nilai titik didih dialkohol
(-diol) yang memiliki 2 gugus –OH dan trialkohol (-triol) dengan 3 gugus –OH
yang lebih tinggi dibandingkan titik didih monoalkohol.
ETER
Eter adalah senyawa karbon dengan gugus fungsi –OR’ (alkoksi). Eter yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut alkoksialkana.
1. rumus umum eter (alkoksialkana)
Alkoksialkana
dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus
–OR. Simak beberapa senyawa alkoksialkana berikut.
Tabel 1.7 senyawa-senyawa alkoksialkana
Nama
|
Struktur
|
Rumus molekul
|
Metoksimetana
(dimetil eter)
|
CH3 – O – CH3
|
C2H6O
|
Etoksietana
(dietil eter)
|
C2H5 – O – C2H5
|
C4H10O
|
Metoksietana
(etil metil eter)
|
CH3 – O – C2H5
|
C3H8O
|
Etoksipropana
(etil propel eter)
|
C3H7 – O – C2H5
|
C5H12O
|
Dari rumus molekul senyawa-senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum alkoksialkana dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O
Struktur
alkoksialkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh
dua gugus alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda. Oleh karena
itu, rumus diatas dapat ditulis sebagai
R – O – R’
R dan R’ adalah gugus alkyl yang dapat sama atau berbeda
Berdasarkan R dan R’, eter dapat digoongkan menjadi:
2. Tata nama eter
Ada dua tata nama untuk eter, yakni tata nama IUPAC dan tata nama umum (trivial).
a. Tata nama IUPAC



b. Tata nama umum (trivial)
Nama
lazim adalah alkil eter dan digunakan untuk eter suku rendah. Tata nama
didasarkan pada nama kedua gugus alkil yang terikat pada atom C, lalu
ditambah kata ‘eter’. Urutan penulisan nama kedua gugus alkil tidak
perlu mendapat urutan abjad.
3. Keisomeran pada Eter
4. Sifat-sifat eter
Ada dua sifat-sifat eter yang akan dibahas, yaitu sifat fisis dan sifat kimia

Senyawa
eter tidak memiliki ikatan hidrogen seperti halnya isomer fungsinya,
alcohol. Hal ini dikarenakan eter tidak mempunyai atom H yang bersifat
asam yang terikat pada atom O-nya. Eter hanya memiliki satu jenis gaya antar molekul, yakni gaya London.
Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang besar antara sifat fisis eter
dan alkohol. Untuk jelasnya, simak tabel 1.8 dan bandingkan nilai titik
didih eter yang jauh lebih rendah dibandingkan alkohol.
Dengan pertambahan jumlah atom C dalam rantai karbon, kekuatan gaya London pun meningkat seperti ditunjukkan oleh kenaikan titik didih eter.
Kelarutan Eter
Eter
memiliki gugus –O- yang bersifat polar dan rantai alkil (R-) yang
bersifat nonpolar. Hal ini menyebabkan eter dapat bercampur dengan
senyawa ion, senyawa kovalen polar, dan senyawa kovalen non polar. Namun
kelarutan eter dalam pelarut polar seperti air sangat kecil karena eter
membentuk ikatan hydrogen yang sangat lemah dengan air. Kelarutan ini
juga berkurang dengan pertambahan panjang rantai karbonnya karena eter
semakin bersifat non polar.

Eter
kurang reaktif karena memiliki gugus fungsi yang kurang reaktif. Namun
eter sangat mudah terbakar karena sangat mudah menguap (titik didihnya
rendah) dan uapnya lebih padat dibanding udara. Simak beberapa reaksi
eter berikut.
Tabel 1.10 reaksi-reaksi eter
Reaksi
dehidrasi alkohol
Sebagai contoh, reaksi dehidrasi etanol
berlebih dalam larutan asam pekat.
Reaksi garam Na dari suatu
alkohol dengan alkil halida
5. Pembuatan eter
Eter dapat dibuat dari dua reaksi berikut:

|
Larutan Asam Pekat
C2H5OH + C2H5OH ----> C2H5
– O – C2H5 + H2O
Bandingkan reaksi ini dengan reaksi
dehdrasi alkohol dengan asam pekat berlebih yang menghasilkan etena.

Sebagai contoh, reaksi antara C2H5ONa
dan CH3Br.
C2H5ONa + CH3Br -----> C2H5 – O –
CH3 + NaBr
6. Kegunaan eter
Eter kebanyakan digunakan sebagai pelarut senyawa organik
di industri kimia organik.
Tabel 1.11 kegunaan eter
Aldehida
dan keton merupakan isomer-isomer fungsi yang mempunyai rumus molekul
yang sama dengan gugus fungsi yang sama, yakni gugus
O
║
karbonil
( - C – ) atau –CO– tetapi posisi gugus fungsi berbeda. Pada aldehida,
gugus –CO– berada diujung rantai terikat ke suatu gugus alkyl R dan
suatu atom H sehingga dikatakan aldehida memiliki gugus fungsi – CHO.
Sedangkan pada keton, gugus –CO– ada di tengah rantai terikat ke dua
gugus alkyl, R dan R’.
ALDEHIDA
Aldehida
adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi –CHO pada salah satu
ujungnya. Aldehida yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut
alkanal.
1. RUMUS UMUM ALDEHIDA
Simak beberapa senyawa alkanal berikut.
Dari rumus molekul senyawa-senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umun alkanal dinyatakan sebagai:
CnH2nO
Struktur alkanal juga dapat ditulis sebagai suatu gugus alkyl (R) yang mengikat gugus – CHO.
R - CHO
R = Cn-1H2n-1
2. TATA NAMA ALDEHIDA
Ada dua tata nama aldehida, yakni tata nama IUPAC dan tata nama umum.
· Tata nama IUPAC
- Pilih rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – CHO. Beri nama rantai alkyl tersebut sesuai nama alkananya tetapi akhiran ‘a’ diganti ‘al’.
- penomoran rantai terpanjang dimulai dari atom C di mana gugus – CHO terikat. Posisi gugus – CHO tidak perlu diberi nomor karena selalu berada pada posisi nomor 1. jika terdapat cabang, beri nama sesuai dengan nama alkana.
Tata nama Umum
3. KEISOMERAN pada ALDEHIDA
Ada dua jenis keisomeran pada aldehida, yakni:
· Keisomeran fungsi
Keisomeran struktur
Keisomeran struktur pada aldehida berupa keisomeran kerangka dan posisi, yang mulai terjadi pada butanal.
4. SIFAT-SIFAT ALDEHIDA
· Sifat fisis aldehida
Aldehida mempunyai molekul-molekul yang bersifat polar karena adanya gugus karbonil Cδ+ = Oδ- dengan dipol-dipol δ+ dan δ-. Oleh karena itu, jenis gaya antar molekulnya adalah gaya tarik menarik dipol-dipol. Selain itu, aldehida juga memiliki gaya London (gaya
tarik-menarik dipole sesaat dipol terimbas). Sebagai catatan, aldehida
tidak memiliki ikatan hydrogen seperti halnya alkohol, karena atom H-nya
yang bersifat asam yang terikat ke atom O. H-nya yang bersifat asam
yang terikat ke atom O.
Adanya gaya tarik-menarik dipol-dipol menyebabkan titik didih aldehida lebih tinggi dibandingkan alkana yang tidak memiliki gaya
ini. Namun, tidak adanya ikatan hydrogen pada aldehida menyebabkan
titik didih aldehida masih rendah dibandingkan alkohol. Namun, dengan
pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari metanal ke butanal.
Untuk
isomer-isomer aldehida, sifat fisis seperti titik didih dari isomer
rantai lurus lebih tinggi dibanding isomer rantai bercabang. Hal ini
dikarenakan molekul-molekul dengan rantai lurus dapat mendekat dengan
mudah. Dengan demikian, gaya antar molekul dari isomer rantai lurus lebih kuat dan lebih banyak dibandingkan gaya serupa dari isomer rantai bercabang.
Kelarutan aldehida
Aldehida
memiliki gugus –CO– yang bersifat polar dan rantai alkyl (R-) yang
bersifat non polar. Jadi, aldehida dapat bercampur dengan senyawa ion,
senyawa kovalen polar, dan non polar. Kelarutan aldehida dalam pelarut
polar seperti air akan berkurang dengan pertambahan panjang rantai
karbon karena aldehida semakin bersifat non polar.
· Sifat Kimia aldehida
Beberapa reaksi dari aldehida dapat disimak berikut ini.
Reaksi Identifikasi Aldehida
Reaksi
oksidasi dapat digunakan sebagai reaksi identifikasi untuk membedakan
gugus aldehida (-CHO) dan keton (-CO). Aldehida adalah reduktor kuat
yang dapat bereaksi dengan oksidator lemah seperti lariutan fehling dan
larutan Tollens. Sedangkan keton adalah reduktor lemah yang tidak dapat
mengoksidasi kedua larutan tersebut.
5. PEMBUATAN ALDEHIDA
Aldehida yang terbentuk harus disuling segera karena jika tidak, aldehida akan bereaksi lebih lanjut membentuk asam karboksilat. Di industri, aldehida dibuat menggunakan oksidator O2 dari udara dengan katalis seperti Cu dan Ag karena ekonomis.
6. KEGUNAAN ALDEHIDA
Berikut beberapa kegunan aldehida.
Aldehida
|
Kegunaan
|
Metanal (formaldehida)
|
· Metanal
digunakan untuk membuat larutan formalin (40-45% metanal dalam air),
yakni disinfektan dan pengawet specimen biologi termasuk mayat
· Metanal digunakan untuk membuat plastic polimental
· Metanal
digunakan sebagai pelarrut zat perekat. Zat perekat terlarut kemudian
dioleskan pada produk (seperti label kertas). Karena titik didihnya
rendah, metanal akan menguap meninggalkan lapisan perekat pada
permukaan produk.
|
Etanal (asetaldehida)
|
Etanal
mempunyai titik didih yang rendah dan banyak digunakan untuk
pembuatan senyawa-senyawa organic lainya, seperti asam karboksilat.
|
KETON
Keton
adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –CO- yang terikat
pada dua gugus alkyl R dan R’. keton yang dianggap berasal dari senyawa
alkana disebut alkanon.
1. rumus umum keton (alkanon)
Simak beberapa senyawa alkanon berikut. Perhatikan senyawa alkanon terendah adalah propanon.
Dari rumus molekul ketiga senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum alkanon dinyatakan sebagai:
CnH2nO
Di
samping itu, struktur alkanon juga dapat dilihat sebagai gugus –CO-
yang diapit oleh dua gugus alkyl, R atau R’ yanmg dapat sama ataupun
berbeda. Oleh karena itu, rumus struktur alkanon dapat ditulis sebaga
R – CO – R’
R dan R’ adalah gugus alkil
2. Tata nama keton
Ada dua tata nama keton, yakni tata nama IUPAC dan tata nama umum.

- pilih rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –CO-. Beri nama rantai alkyl tersebut sesuai nama alkananya tetapi akhiran ‘a’ diganti ‘on’.
- beri penomoran berdasarkan rantai induk sedemikian sehingga atom C yang terikat gugus –CO- mendapat nomor serendah mungkin. Jika terdapat cabang, beri nama sesuai dengan tata nama alkana.
Ada dua jenis keisomeran pada keton, yakni:

keton berisomer fungsi dengan aldehida

keisomeran struktur pada keton berupa keisomeran kerangka dan posisi yang mulai terjadi pada pentanon.
4. Sifat-sifat keton
Ada 2 sifat-siat keton yang akan dibahas, yakni sifat fisis dan sifat kimianya.

Tabel 3.8 Titik didih Keton
Tabel 3.9 Kelarutan keton
Keton mengandung gugus karbonil Cδ = Cδ yang sangat polar seperti halnya aldehida. Dengan demikian, jenis gaya antar molekul keton juga sama dengan aldehida, yakni gaya tarik menarik dipol-dipol disamping gaya London.
Tidak mengherankan apabila sifat fisis keton, seperti titik didihnya
mirip dengan aldehida. Juga, bahwa titik dididh keton lebih tinggi dari
alkana, tetapi masih lebh rendah dari alkohol.
Dengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari propanon ke 2-pentanon pada tabel 3.8.
Disamping
itu, untuk menunjukkan isomer-isomer keton, sifat fisis seperti titik
didih dari isomer rantai lurus lebih tinggi dibanding isomer rantai
bercabang. Untuk jelasnya, bandingkan titik didih 2-pentanon dan
3-metil2-butanon, seperti tampak pada tabel 3.8.
Kelarutan keton
Keton
memiliki gugus karbonil –CO- yang bersifat polar dan rantai alkyl (R-)
yang bersifat non polar. Jadi, keton dapat bercampur dengan senyawa ion,
senyawa kovalen polar, dan non polar. Kelarutan keton dalam pelarut
polar seperti air akan berkurang dengan pertambahan panjang rantai
karbon karena keton semakin bersifat non-polar.

Beberapa reaksi dari keton dapat disimak berikut ini.
5. Pembuatan keton
Keton dapat dibuat dari reaksi oksidasi alcohol skunder dengan suatu oksidator. Simak contoh berikut.
Seperti halnya aldehida, pembuatan keton di laboratorium menggunakan oksidator K2Cr2O7 dalam suasana asam. Sedangkan di industri, digunakan oksidator O2 dari udara dengan katalis seperti Cu dan Ag.
6. Kegunaan keton
Berikut beberapa kegunaan keton.
Tabel 3.10 kegunaan keton
Keton
|
Keterangan
|
Propanon
| ![]() ![]() ![]() |
Butanon
|
Butanon digunakan luas sebagai pelarut senyawa organik dalam proses industri.
|
ASAM KARBOKSILAT
Asam
karboksilat adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi
karboksil –COOH yang terikat ke suatu gugus alkyl R. Gugus –COOH
bersifat kompleks karena terdiri dari suatu gugus hidroksil –OH seperti
halnya alkohol dan gugus karbonil –CO- seperti aldehida dan keton.
Asam karboksilat yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut asam
alkanoat. Asam alkanoat dapat mengandung lebih dari satu gugus –COOH,
yakni asam alkanadioat yang mengandung 2 gugus –COOH, asam alkanatrioat
yang mengandung 3- gugus –COOH, dan seterusnya.
1. rumus umum asam karboksilat (asam alkanoat)
Simak beberapa senyawa asam alkanoat berikut.
Tabel 3.10 contoh senyawa asam karboksilat
Dari rumus keempat senyawa diatas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum asam alkanoat dinyatakan sebagai:
CnH2nO2
Struktur asam alkanoat juga dapat ditulis sebagai –COOH yang terikat ke suatu gugus alkyl R.
R - COOH
R adalah gugus alkil
2. Tata nama asam karboksilat
Ada dua tata nama untuk asam karboksilat, yakni tata nama IUPAC dan tata nama umum.

- Pilih rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – COOH. Beri nama rantai alkil tersebut sesuai nama alkananya tetapi akhiran ‘a’ diganti ‘oat’. Beri awalan ‘asam’
- Penomoran rantai terpanjang dimulai dari atom C di mana gugus – COOH terikat. Posisi gugus – COOH tidak perlu diberi nomor karena selalu berada pada posisi nomor 1. Jika terdapat cabang, beri nama sesuai dengan nama alkana.
Tata nama umum
Berikut nama umum dari beberapa senyawa asam alkanoat.
3. Keisomeran pada asam karboksilat
Ada dua jenis keisomeran pada asam karboksilat, yaitu:


keisomeran struktur berupa keisomeran kerangka dan posisi, mulai terjadi pada asam karboksilat dengan rumus kimia C4H8O2.
4. Sifat-sifat asam karboksilat
Pembahasan sifat-sifat asam karboksilat meliputi sifat fisis dan sifat kimia.

Senyawa
asam karboksilat mengandung gugus –CO- dan gugus –OH yang memungkinkan
terbentuknya ikatan hydrogen antar molekul asam karboksilat. Jumlah
ikatan ini lebih besar dibandingkan senyawa alcohol yang hanya memiliki
gugus –OH. Hal ini menjelaskan mengapa nilai sifat fisis asam
karboksilat, seperti titik leleh dan titik didih, relative tinggi
dibandingkan alcohol maupun senyawa karbon lainnya.
Selain ikatan hydrogen, senyawa asam karboksilat mempunyai gaya London,
yang kekuatanya bertambah dengan pertambahan panjang rantai karbon. Hal
ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari asam metanoat ke asam
pentanoat tabel 3.13
Molekul
asam karboksilat memiliki gugus –CO- dan –OH yang bersifat polar serta
rantai alkyl (R-) yang bersifat non polar. Hal ini menyebabkan asam
karboksilat dapat bercampur dengan senyawa ion, senyawa molekul polar,
dan senyawa molekul non polar. Namun, kelarutan asam karboksilat dalam
pelarut polar seperti air berkurang dengan pertambahan panjang rantai
karbon karena asam karboksilat semakin bersifat non polar.

Asam karboksilat dapat terurai dalam air membentuk ion hydrogen (H+) yang memberikan sifat asam dan ion karboksilat (RCOO-).
Asam karboksilat termasuk asam lemah meski lebih kuat dibandingkan air.
Secara umum, reaksi dari asam karboksilat dapat melibatkan gugus –CO-,
gugus –OH, dan kerangka karbonnya. Beberapa reaksi dari asam karboksilat
dapat disimak berikut ini.
5. Pembuatan asam karboksilat
Berikut pembuatan dua senyawa asam karboksilat, yakni asam metanoat dan asam etanoat.

Di industri, asam metanoat dibuat dari CO dan NaOH dengan tahapan:
Tahap I : CO direaksikan dengan NaOH membentuk garam HCOONa
Tahap II : HCOONa direaksikan dengan HCl dimana produk reaksi, yaitu HCOOH disuling.

Dalam skala kecil, asam etanoat diperoleh dari reaksi oksidasi etanol atau etanal dengan K2Cr2O7 atau KMnO4. Reaksi berlangsung dengan bantuan katalis.
Dalam industri asam etanoat dapat dihasilkan dari:
· Reaksi oksidasi etanol dari buah anggur atau sari buah lainnya dengan bantuan katalis enzim
· Reaksi oksidasi alkana C-5 sampai C-7 dari minyak bumi yang melibatkan oksidator udara (O2) bertekanan pada suhu 1800C dengan bantuan katalis.
6. kegunaan asam karboksilat
Asam karboksilat mempunyai banyak kegunaan, yang antara lain sebagai berikut.
Tabel 3.15 kegunaan asam karboksilat
Asam karboksilat
|
Kegunaan
|
Asam metanoat
|
Asam metanoat digunakan dalam produksi tekstildan untuk mennumpalkan getah karet (lateks)
|
Asam etanoat (asam asetat)
| ![]() ![]() |
Asam palmitat
|
Asam
karboksilat dengan rantai panjang seperti asam palmitat dapat
digunakan untuk embuat garam palmitat melalui reaksinya dengan basa
kuat.
|
Asam alkanadioat dan Alkanatrioat
Asam
karboksilat dapat mengandung lebih dari satu gugus –COOH, dua
diantaranya adalah asam alkanadioat yang mengandung 2 gugus –COOH dan
asam alkanatrioat yang mengandung 3 gugus –COOH. Pertambahan gugus –OH
mengakibatkan peningkatan kekuatan ikatan hydrogen pada kedua senyawa.
Halini ditunjukkan oleh nilai titik didih asam 1,2-etanadioat yang lebih
tinggi dibandingkan asam etanoat.
PERMASALAHAN:
1. Pada pembuatan alkohol ada yg namanya proses
fermentasi senyawa karbohidrat, dijelaskan bahwa Proses
fermentasi hanya menghasilkan etanol dengan kadar 12-15%. Karena pada kadar
tersebut, bakteri ragi akan mati. Mengapa pada kadar
tersebut bakteri ragi akan mati dan hanya bisa menghasilkan etanol?
2. Posisi
gugus – OH pada senyawa alkohol juga turut berperan dalam mempengaruhi kekuatan
ikatan hydrogen. Apa peran dari gugus –OH itu sendiri
sehingga dapat mempengaruhi kekuatan ikatan hidrogen?
3. Mengapa titik dididh keton lebih tinggi dari alkana,
tetapi masih lebh rendah dari alkohol.dan berapa jumlah titik didih dari masing-masing
senyawa tersebut?
Saya akan menjawab permasalahan anda yg ke 2Perbandingan energi ikatan antara berbagai atom menunjukan bahwa katan-ikatan hidrogen adalah sekitar sepuluh pangkat satu lebih lemah daripada ikatan-ikatan koordinasi, tetapi sekitar sepuluh pangkat dua lebih kuat dari pada gaya van der Waals. Dapat dianggap bahwa energi ikatan antara gugus-gugus OH selulosa hampir sama atau sedikit lebih besar daripada energi ikatan gugus OH dalam alkohol. Besarnya energi ikatan H antara air dan selulosa adalah dengan kJ/mol Gugus-gugus OH pada molekul selulosa dapat membentuk dua macam ikatan hidrogen tergantung pada letaknya dalam unit-unit glukosa. Terdapat ikatan hidrogen antara gugus-gugus OH dari unit glukosa yang berdekatan dalam milekul selulosa yang sama. Ikatan hidrogen tersebut disebut ikatan intramolekul yang menyebabkan masing-masing rantai memiliki kekakuan tertentu. Terdapat juga ikatan hidrogen antara gugus –gugus OH dari molekul-molekul selulosa yang berdampingan atau disebut ikatan intermolekul. Ikatan tersebut menyebabkan adanya pembentukan struktur supramolekul. Struktur primer yang dibentuk oleh ikatan-ikatan hidrogen adalah fibril, yang membentuk lapisan dinding dan akhirnya seluruh dinding sel.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMalam tole wahyu..
BalasHapusBaik lah saya akan menjawab permasalahan nomor 3.
Kita ketahui bahwa Alkohol merupakan cairan jernih tidak berwarna dan berbau khas. Alkohol suku tinggi (jumlah atom C banyak) dan alkohol polivalen (alkohol yang memiliki banyak gugus hidroksil (-OH) dalam senyawanya) merupakan cairan kental dengan titik didih relatif tinggi.
Kebanyakan alkohol dengan jumlah atom karbon sampai dengan 11 atau 12 berwujud cair pada suhu kamar. Metanol dan etanol berupa cairan yang mudah menguap. Jenis – jenis alkohol yang lebih tinggi (butanol – dekanol) berwujud cairan kental dan beberapa isomer yang bercabang berwujud padat pada suhu kamar.
Mengapa alkohol berwujud cair dengan titik didih (td) yang lebih tinggi daripada alkana dengan berat molekul (bm) yang sama? Mengapa eter memiliki titik didih yang lebih rendah daripada alkohol pada berat molekul yang sama?
Perbedaan titik didih menunjukan bahwa interaksi antarmolekul etanol lebih kuat daripada interaksi antarmolekul dimetil eter. Etanol dan eter keduanya bersifat polar. Titik didih etanol yang lebih tinggi ini ditentukan oleh adanya ikatan hidrogen, walaupun gaya dipol – dipol juga dapat terjadi. Eter tidak memiliki gugus –OH sehingga tidak membentuk ikatan hidrogen. Ikatan antarmolekul eter adalah gaya tarik dipol – dipol . Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya dipol – dipol. Oleh karena itu, titik diddih dimetil eter dan dietil eter lebih 100oC lebih rendah daripada titik didih alkohol dengan berat molekul yang sama dengan kedua eter tersebut. Propana memiliki titik didih yang terendah karena propana bersifat nonpolar sehingga interaksi antarmolekul yang terjadi hanya gaya London.
Baikalah saya akan menjawab no 2
BalasHapusDimana oksigen lebih elektronegatif daripada nitrogen ; karena itu gugus O- H lebih polar dan mempunyai H yang lebih positif. H yang lebih positif ini lebih kuat tertarik oleh pusat negatif.
Ikatan hidrogen adalah seperti perekat antara molekul. Untuk semua zat , titik didih bertambah dengan berat molekul karena bertambahnya tarikan van der Waals. Namun demikian senyawa berikatan – hidrogen mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada yang dapat diramalkan dari pertimbangan berat molekul saja.
Saya akan menjawab permasalahan ke 3, Keton mengandung gugus karbonil Cδ = Cδ yang sangat polar seperti halnya aldehida. Dengan demikian, jenis gaya antar molekul keton juga sama dengan aldehida, yakni gaya tarik menarik dipol-dipol disamping gaya London. Tidak mengherankan apabila sifat fisis keton, seperti titik didihnya mirip dengan aldehida. Juga, bahwa titik dididh keton lebih tinggi dari alkana, tetapi masih lebh rendah dari alkohol.
BalasHapusDengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari propanon ke 2-pentanon.
Yang mana senyawa yang terdiri dari:
Butanon dengan Titik didih 56,2. Kemudian 2-Butanon dengan titik didih 79,6. Yg ketiga adalah 2-pentanon dengan titik didih 102 dan 3-metil-2-Butanon yg memiliki titik didih 94.
Disamping itu, untuk menunjukkan isomer-isomer keton, sifat fisis seperti titik didih dari isomer rantai lurus lebih tinggi dibanding isomer rantai bercabang.
Dengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari propanon ke 2-pentanon.
BalasHapusYang mana senyawa yang terdiri dari:
Butanon dengan Titik didih 56,2. Kemudian 2-Butanon dengan titik didih 79,6. Yg ketiga adalah 2-pentanon dengan titik didih 102 dan 3-metil-2-Butanon yg memiliki titik didih 94.
Disamping itu, untuk menunjukkan isomer-isomer keton, sifat fisis seperti titik didih dari isomer rantai lurus lebih tinggi dibanding isomer rantai bercabang.
Baikalah saya akan menjawab no 2
BalasHapusDimana oksigen lebih elektronegatif daripada nitrogen ; karena itu gugus O- H lebih polar dan mempunyai H yang lebih positif. H yang lebih positif ini lebih kuat tertarik oleh pusat negatif.
Ikatan hidrogen adalah seperti perekat antara molekul. Untuk semua zat , titik didih bertambah dengan berat molekul karena bertambahnya tarikan van der Waals. Namun demikian senyawa berikatan – hidrogen mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada yang dapat diramalkan dari pertimbangan berat molekul saja.
No 3
BalasHapusKebanyakan alkohol dengan jumlah atom karbon sampai dengan 11 atau 12 berwujud cair pada suhu kamar. Metanol dan etanol berupa cairan yang mudah menguap. Jenis – jenis alkohol yang lebih tinggi (butanol – dekanol) berwujud cairan kental dan beberapa isomer yang bercabang berwujud padat pada suhu kamar.
Butanon dengan Titik didih 56,2. Kemudian 2-Butanon dengan titik didih 79,6. Yg ketiga adalah 2-pentanon dengan titik didih 102 dan 3-metil-2-Butanon yg memiliki titik didih 94.
BalasHapusDisamping itu, untuk menunjukkan isomer-isomer keton, sifat fisis seperti titik didih dari isomer rantai lurus lebih tinggi dibanding isomer rantai bercabang.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 2.
BalasHapusTerdapat ikatan hidrogen antara gugus-gugus OH dari unit glukosa yang berdekatan dalam milekul selulosa yang sama. Ikatan hidrogen tersebut disebut ikatan intramolekul yang menyebabkan masing-masing rantai memiliki kekakuan tertentu. Terdapat juga ikatan hidrogen antara gugus –gugus OH dari molekul-molekul selulosa yang berdampingan atau disebut ikatan intermolekul. Ikatan tersebut menyebabkan adanya pembentukan struktur supramolekul. Struktur primer yang dibentuk oleh ikatan-ikatan hidrogen adalah fibril, yang membentuk lapisan dinding dan akhirnya seluruh dinding sel.
Saya akan menjawab permasalahan anda yg ke 2Perbandingan energi ikatan antara berbagai atom menunjukan bahwa katan-ikatan hidrogen adalah sekitar sepuluh pangkat satu lebih lemah daripada ikatan-ikatan koordinasi, tetapi sekitar sepuluh pangkat dua lebih kuat dari pada gaya van der Waals. Dapat dianggap bahwa energi ikatan antara gugus-gugus OH selulosa hampir sama atau sedikit lebih besar daripada energi ikatan gugus OH dalam alkohol. Besarnya energi ikatan H antara air dan selulosa adalah dengan kJ/mol Gugus-gugus OH pada molekul selulosa dapat membentuk dua macam ikatan hidrogen tergantung pada letaknya dalam unit-unit glukosa. Terdapat ikatan hidrogen antara gugus-gugus OH dari unit glukosa yang berdekatan dalam milekul selulosa yang sama. Ikatan hidrogen tersebut disebut ikatan intramolekul yang menyebabkan masing-masing rantai memiliki kekakuan tertentu. Terdapat juga ikatan hidrogen antara gugus –gugus OH dari molekul-molekul selulosa yang berdampingan atau disebut ikatan intermolekul. Ikatan tersebut menyebabkan adanya pembentukan struktur supramolekul. Struktur primer yang dibentuk oleh ikatan-ikatan hidrogen adalah fibril, yang membentuk lapisan dinding dan akhirnya seluruh dinding sel.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan ke 3, Keton mengandung gugus karbonil Cδ = Cδ yang sangat polar seperti halnya aldehida. Dengan demikian, jenis gaya antar molekul keton juga sama dengan aldehida, yakni gaya tarik menarik dipol-dipol disamping gaya London. Tidak mengherankan apabila sifat fisis keton, seperti titik didihnya mirip dengan aldehida. Juga, bahwa titik dididh keton lebih tinggi dari alkana, tetapi masih lebh rendah dari alkohol.
BalasHapusDengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari propanon ke 2-pentanon.
Sya jwb no 3 Dengan pertambahan panjang rantai karbon, gaya antar molekul yang lebih berperan adalah gaya London. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik didih dari propanon ke 2-pentanon.
BalasHapusjawaban permaalahan no 1
BalasHapusAlkohol memiliki gugus – OH yang bersifat polar dan rantai alkil (R-) yang bersifat non polar. Hal ini memungkinkan alkohol bercampur dengan senyawa ion, senyawa kovalen polar, dan
senyawa kovalen non polar. Namun, kelarutan alkohol dalam pelarut polar seperti air berkurang dengan pertambahan panjang rantai karbon karena alkohol semakin bersifat non polar. Bahkan alkohol dengan rantai karbon yang sangat panjang tidak larut sama sekali dalam air.
Ingat!!!
kelarutan alkohol dalam pelarut polar seperti air berkurang dengan pertambahan panjang rantai karbon karena alkohol semakin bersifat non polar